Pages

Monday, 25 January 2016

MENGETAHUI KEPRIBADIAN PRIA YANG MEMBAYAR UNTUK SEKS

Praktik jual dan beli seks pada umumnya bersifat ilegal di banyak negara. Namun, hal itu tak menghalangi kaum lelaki, terutama di China, Spanyol, Jepang, dan Amerika, yang merupakan negara dengan aktivitas prostitusi tertinggi di dunia, untuk terlibat di dalamnya.
sementara itu di Indonesia beberapa waktu lalu dihebohkn dengan berita penangkapan mucikari dari artis yang diduga terlibat dalam prostitusi online. Tarif dari para artis itu mencapai puluhan bahkan ada yang ratusan juta rupiah.
Gambaran itu menunjukan bahwa prostitusi adalah industri yang subur. Tapi, kita tentu juga ingin tahu mengenai para konsumen industri ini. Ilmu sains punya jawabannya.

PROFIL PSIKOLOGIS.
Laki-laki yang membayar untuk aktivitas seks, menurut sebuah studi di 2015 yang dilakukan oleh para peneliti di universitas of california, los angels, bukan semata lelaki kesepian.
Para pria yang membeli seks bukan cuma mempunyai sdikit rasa empati terhadap perempuan, tetapi juga cenderung bisa melakukan tindakan pemerkosaan ke depannya.
Dalam perbandingan terhadap 100 pria yang melakukan aktivitas prostitusi dengan 100 pria yang tidak, peneliti menemukan bahwa mereka yang membayar untuk berhubungan seks menunjukan perilaku agresif seksual yang tinggi.
Mereka cenderung anti sosial, tidak melibatkan perasaan personal saat bercinta dan mengekspresikan maskulinitasnya dengan cara yang salah.
"hasil studi itu bisa mengubah mitos yang menyebutkan pembeli seks cuma pria biasa yang frustasi secara seksual". Kata Mellisa Farley, Direktur Prostitution Research dan Education, sebuah organisasi nirlaba.
Penelitian lain yang sedikit berbeda menyebut bahwa para pria pelanggan seks berbayar ini umumnya kebutuhan intimasi emosional.
Itu merupakan hasil studi pada tahu 2012 yang mengamati 394 percakapan di website The Erotic Highway, sebuah serikat internasional untuk "penghibur erotis".
Hasilnya adalah sekitar sepertiga pria yang melakukan percakapan ini dilaporkan memiliki "romantisme yang terbatas atau koneksi emosional kepada pekerja seks, atau sebaliknya murni hanya menginginkan fisik para pekerja seks".
Selain itu, para peneliti juga menemukan sebagian pria memang memiliki sikap negatif terhadap pekerja seks dan banyak juga dari mereka yang tampaknya menghormati wanita-wanita pekerja seks tersebut.
Beberapa pria terkadang mempunyai hubungan emosional yang mendalam, memperkenalkannya keluarga mereka atau bahkan sampai meninggalka istri karena terpikat pada PSK.

KESEHATAN FISIK.
Tak hanya mempengaruhi mental, prostitusi juga memiliki efek kesehatan terhadap pria yang melakukannya dan tentu pasangannya termasuk istri mereka.
Resiko terinfeksi penyakit menular seksual yang sangat tinggi, terutama pada mereka yang tidak menggunakan kondom atau melakukan seks berganti-ganti pasangan.
Sayangnya, menurut sebuah penelitan makin berumur pria "hidung belang" makin malas mereka memakai kondom.
kepribadian seseorang memang sulit diubah, tapi ada beberapa cara yang direkomendasikan bagi pembuat kebijakan untuk menurunkan resiko penularan penyakit.
Sebagai contoh, pakar WHO menilai pendekatan dekriminalisasi pekerja seks dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Melegalkan prostitusi dengan cara membuat lokalisasi dinilai bisa membuat pemerintah lebih mudah mengontrol, terutama dalam hal upaya pencegahan infeksi menular seksual
Sebuah studi pada tahun 2014 oleh UCLA menemukan bahwa langkah-langkah ini dapat mengurangi penularan infeksi menular seksual secara dramatis pada masyarakat umum.
Ini dibuktikan di Rhode Island yang telah melegalkan prostitusi selama 6 tahun dari 2003-2009. Dalam jangka waktu tersbut, ada sekitar kurang dari 2000 kasus gonorea pada "pasar" seks dan juga penduduk pada umumnya.
Mungkin sulit untuk mengubah perilaku orang-orang yang membayar untuk seks atau pekerjanya. Namun, ada harapan untuk membuat aktivitas tersebut lebih aman.
Sayangnya, hal tersebut mungkin akan menghadapi hambatan diberbagai negara. Hubungan penjual dan pembeli seks akan tetap dilakukan secara sembunyi-sembunyi. 

0 komentar:

Post a Comment